Edo pelaku UMKM Kota Padang yang memproduksi kopi kawa |
Selain menampilkan estetika tradisional yang lebih, kenikmatan dari “Kopi Kawa Daun” ini tidak kalah nikmatnya. Apalagi aroma khasnya begitu membekas bagi penikmatnya.
Baca Juga : Cuaca Panas Extrem, Dinkes Padang: Perbanyak Minum, Kurangi Kegiatan di Luar Rumah
Jenis minuman kopi ini tidak menggunakan biji dari kopi hitam pada umumnya, melainkan dari daun kopi yang diolah sedemikian rupa hingga kemudian dapat diminum.
Edo (46), pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kelurahan Surau Gadang, Kecamatan Nanggalo dari brand Bonang Bersaudara, mengungkapkan keunikan dari kopi kawan daun yang diproduksinya.
Baca Juga : Berantas TB, Komunitas Penabulu-STPI Gelar Seminar di Dinkes Padang Pariaman
“Kopi kawa daun ini memiliki keunikan yang mana biasanya disajikan menggunakan tampuruang atau gelas batok kelapa. Kemudian dari bahannya, kita tidak menyajikan dari kopi, melainkan dari daun kopi yang dikeringkan,” ucap Edo, Rabu (10/5/2023).
Kemudian, jika pada biasanya kopi yang berasal dari biji mengandung kafein di dalamnya. Berbeda dengan kopi kawa daun yang tidak mengandung kafein dan cenderung lebih jernih dibanding kopi pada umumnya.
Adapun proses untuk menghasilkan kopi kawa daun ini adalah berasal dari daun kopi lokal pilihan yang dikeringkan dengan cara disangrai kurang lebih 12 jam lamanya.
“Tidak seperti kopi pada umumnya, air kawa ini lebih mirip teh. Cocok sebagai alternatif bagi mereka yang alergi terhadap kopi,” ujarnya.
Adapun varian yang ada di Bonang Bersaudara itu ada kopi daun rempah 200 gram, kawa daun bubuk original 100 gram, kawa daun bubuk original gula aren 150 gram, kawa daun celup 20 sachet, dan kawa daun siap saji 250 mili.
“Untuk harga itu bervariasi, dimulai Rp5 ribu untuk minuman seduh baik panas ataupun dingin. Hingga Rp35 ribu untuk harga termahalnya,” ujarnya.
Tidak hanya harganya yang bervariasi, manfaat dari kopi kawa daun ini juga terbilang banyak.
“Pernah ada yang menggunakan produk saya berbagi testimoni. Dikatakan bahwa setelah dirinya meminum kawa daun rempah selama tiga bulan, ia sembuh dari penyakit diabetes,” ujarnya.
Trainer dari pemasaran online tersebut mengaku, brand yang dikelolanya sudah dilakukan penyesuaian digitalisasi, sehingga Edo dapat berjualan melalui offline hingga online.
“Karena memiliki pengalaman di bidang pemasaran secara online, sebesar 80 persen penjualan kami berasal dari sana. Pun di offline tetap kita mainkan,” ujarnya.
Adapun lokasi offline dari brand yang dikelola Edo, dapat ditemui di Komplek PGRI I Nomor F13, Kelurahan Surau Gadang, Kecamatan Nanggalo. Pula online melalui Facebook dan Instagram Teh Daun Kopi. (WE / Charlie)
Berita Terkait
Inovasi Masuk Surga BKIM Sumbar, Masuk Penilaian Inovasi Tingkat Nasional
Bunga Bangkai Tumbuh di Depan Stasiun Pauh Kota Padang, Camat: Warga Tolong Jaga
Monopoli Koperbam, Buruh Pelabuhan Teluk Bayur Adukan Nasib ke DPRD Sumbar
0 Komentar